Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2011

Haurgeulis, next destination (part I)

3 tahun lebih hidup di desa itu, banyak hal yang pantas direnungkan Sekolah hanyalah formalitas, orangtua mereka kaya                 Di desa ini, sekolah menengah atas (SMA), hanyalah formalitas bagi orangtua yang memiliki sawah banyak. Ya, hampir semua orangtua yang menyekolahkan anak mereka sampai pada tahap ini memiliki sebidang sawah. Mereka menyekolahkan anak mereka karena orang bilang mereka mampu. Memang, ada saja orangtua yang berkeyakinan lain, bahwa anaknya bukanlah aset pribadinya, namun subjek yang mampu meraih cita-citanya kelak. Jadi, jika ada orangtua yang tidak memiliki sawah namun menyekolahkan anaknya ke SMA, ada hal lain di benaknya, melawan arus mungkin.                  Bahkan, ada hal lain yang menggugah hatiku. Sekalipun orangtua mereka kaya, tak jarang para orangtua me...

For my Mom and Dad (2)

Another story to go.. Beberapa hari di liburan saya, mengurus suatu rumah tangga dalam 1 minggu lebih itulah yang saya kerjakan. Bukannya telah menikah dan bertanggung jawab atas satu keluarga yang saya bangun, akan tetapi Cuma simulasi sederhana. Jadi, saya ditinggal bersama kedua adik saya oleh kedua orangtua untuk pulang ke kampung ayah saya. Walaupun hanya beberapa hari, banyak hal yang dapat saya petik dari sini, dari suatu keluarga dengan kompleksitas hak dan kewajibannya. Mengenai posisi saya untuk sementara waktu ini, saya tidak bisa menjelaskannya begitu tepat. Tapi, yang saya tahu adalah saya seorang kakak perempuan yang memilki tanggung jawab atas kedua orang adik saya. Mengurusi soal makanan dan kebersihan rumah, itulah yang menjadi fokus saya di waktu pagi dan keselamatan rumah -dan kami tentunya- di waktu malam.  Dari semua yang saya jalani, ada hal yang bagi saya menarik untuk dijadikan pelajaran. Ketika rumah tangga itu mengakui dan menjadikan Kristus sebagai kep...